malam dingin, bukan sepi, ada bulan mengintip malu dibalik awan kelabu, seperti asap, kabur sekali. aku mengerti, aku punya seseorang yang kusayangi, aku punya tempat untuk ceritaku dikubur atau dibagi. semua telah aku beri, bukan hidupku sepenuhnya, tapi ceritaku.
sampai saat ini semua kelihatan baik-baik saja. aku sudah cukup untuk mengkhayal tentang hidup bersama dengan putri, dengan hidupku yang sudah kupikir menjadi lebih baik dari sebelumnya. ternyata salah. aku makin tidak bisa mengendalikan diriku. aku terlalu pasrah. apa yang ada di otakku mengalahkan kesenanganku. berpikir dan mati, itulah yang membenamkanku dalam mendung malam ini.
aku tidak bisa melihat, aku cuma tertawa gagap
semua cerita yang biasa, sudah tertancap dan siap untuk lepas tanpa landas
jalan buntu. tembok-tembok jalan itu, menghantui kebenaranku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar