Sabtu, 08 Mei 2010

pernah aku menuliskan, "produksi jurnalistik tidak akan mengganggu hubungan kepada Tuhan, teman, makan, hobi dan pacar". ada maksud dalam tulisan tersebut. dan akhirnya, keraguan atas tulisan tersebut sekarang menjadi kenyataan. hobiku ternyata terpendam secara tak sengaja. aku tidak berhasrat lagi untuk menulis. mungkin sudah lelah mataku dibawa siang, dan kemudian terpejam, terpenggal oleh waktu yang singkat untuk sekedar berkelakar bersama sang pacar. ceritaku di dalam sini, cerita sedihku yang tidak berasal dari hariku, tapi hari mereka yang selalu saja mengubur rasa ceria.

selalu saja tidak bisa dibuat senang. merengut, kerung mukanya diperlihatkan ke semua. itu membuatku tidak nyaman. aku bukan tipe seperti itu. aku adalah tipe bebas, bebas untuk mengerjakan yang bersifat serius. tidak perlu hening, tak perlu ada geming. aku cuma butuh bising dan rileks. di hari biasanya, aku terlalu menyukai kesunyian, tapi tidak dengan mereka, aku lebih suka bising di luar sana. bukan di dalam sini, yang kerut merut raut mukanya. aku tidak senang, sungguh aku tidak nyaman.

aku kehilangan hobiku untuk sementara, butuh waktu untuk menyesuaikan lagi hasrat dan jiwa yang ada di garis tanganku. aku malu sekali kepada pena yang jarang sekali aku gunakan untuk menyastra, sastra yang kubuat sendiri. aku malu kepada bukuku, yang sudah aku keluarkan kemudian tidak jadi karena mereka yang terburu-buru menyerobot gerak tanganku untuknya.

entah bagaimana sekarang, saat mataku terkantuk, itulah saat dimana aku bisa mengeluarkan semua. tapi tidak sekarang, tidak mei ini. aku dibawa masuk oleh suasana esok hari yang tergesa-gesa, seolah semua tidak akan berjalan lancar. aku tahu, tiada kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia. apa kalian percaya takdir? kita bisa merubahnya, tapi jangan coba memaksanya mengikuti kehendak, karena setan dan manusia tidak jauh berbeda. berakhlak kadang berlaku bejat, dan sebaliknya, dan seterusnya.

aku juga bukan orang yang selalu benar. aku cuma ingin menjadi diriku sendiri, bermain emosi sesuka hati, sesuka aku menuangkannya, bukan seloki, tapi seliter atau seember sekalipun. hari yang sudah menjelma aneh, sebentar panas, sebentar dingin, sebentar kering dan sebentar datang angin, membawa tetes air jatuh. kita tidak bisa kemana-mana lagi. matahari, seperti kekasihku, aku percaya adanya untuk menerangi langkahku dan keringatku jatuh tidak dengan sia-sia.

untuk pengalaman hari ini, untuk manusia yang berbeda tipe denganku, maafkan motor gerakku yang kaku, bukan aku tidak mau, tapi aku enggan mendengar cemooh lama yang seakan bersemi kembali. sudah kenal betul aku dengan masalah seperti itu. selalu ada, dan kita semua seakan belajar hanya sebatas akademis. kita tidak mempelajari diri sendiri dan dunia. aku punya sejarah, dan itu yang membuatku tidak bisa senang. mungkin aku tidak senang, tapi aku belajar. kesenangan adalah tumpukan dari derita lama, sebuah derita yang pernah kita jalani masing-masing, entah dimana, entah kapan itu waktunya.

aku iri dengan temanku yang sejenis denganku. bukan maksud untuk membandingkan, tapi lihatlah mereka, dalam kesusahan seperti ini, tertawa bukan jadi barang langka. sungguh menggembirakan, dan aku selalu tertawa saat bergumul dengan mereka. bercerita hal unik di setiap harinya. aku benci untuk mengamuk, aku benci untuk amarah yang menjadi banteng, mendengus kencang pertanda tidak senang.

aku menyesali diriku sendiri yang tidak bisa berdamai dengan situasi. aku sudah mencoba masuk untuk merenungi, ternyata situasi tak ubahnya seperti karang dari besi, tidak bisa dihajar oleh desir pantai yang menderu deras. tidak bisa terkikis. itu adalah watak asli. ternyata, aku tidak bisa menggauli tawa saat ini, aku tidak bisa menggauli hobiku satu-satunya. kesempatan ini hanyalah umpatan, karena aku tidak berani memicu kembali bom yang hampir kehabisan detik. aku tunggu ledakan itu, dan satu lagi, aku akan diam dan lebih baik pergi. maafkan diri ini, karena kalian sudah tahu, aku sudah lelah untuk hal macam ini. untuk hal yang bau seperti tai. anjing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar