wajah kertasku yang ditutupi dagelan. satu lagi, wajah kertasku yang membiaskan ceritaku kepadamu, putri. kamu labil, aku suka itu. kamu aneh, aku suka itu. kamu berganti-ganti peran, aku suka itu. wajah kertasku yang cantik, sudah saatnya bergerak naik.
pesakitan bukan suatu hal untuk dibubuhkan. bukan bumbu untuk ditebarkan. dan bukan hujan untuk diterabas laju lampu-lampu kejora. dan kekecewaan datang dari segala arah. inilah sebuah wajah, sebuah muka yang tidak bisa diterangkan dunia, tidak bisa diterangkan seni rupa sekalipun. kecampuradukan yang sedang kualami. aku bagi sisa-sisanya kepada kertasku. sisanya, kubuang dalam alunan tangan.
semoga dia tahu. semoga dia menyadari, keanehan yang pernah kusebutkan tempo hari. selamat bergunjang-ganjing dengan hatimu sendiri. labilitas yang meretas menjadi emosi yang santun sekali buatku mereduksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar