apa macam tuan tanah itu menjual tanah kelahiran, tiada satupun bibit mesra yang ia tengok, tiada satu anak yang kalian elus-elus lagi.
selendang embok sudah lusuh lagi, sudah bau iler bekas aku dulu di gendong embok. cekcok, embok dan bapake beradu mulut, macam debat kusir yang tidak elok.
aku tinggal si bapake, mending bersama embok. aku ikat selendang embok, aku gantungkan di langit-langit, aku memanjat korsi, dan hap, putuslah sudah urat nadi.
embok, titip salam tidak sama tuhan?
bapake, aku tidak mau dia jahat.
di sorga nanti, kita, keluarga, bikin meja sendiri di bawah pohon sorga. menengok langit luas yang diganggui oleh ilalang melepas kapas putihnya.
si doli mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar