aku bosan. aku diam. ini baru saja dimulai tapi aku sudah ingin menghilang, tidak tampak. badanku rubuh, mata dan kepalaku seperti dihantam batu, aku bersenggolan dengan waktu. pusing, sudahlah aku ingin tidur.
aku dengar suara yang bising, dari temanku. dia menuntut. dia mengoceh di pagi-pagiku, memarahiku seperti dia tahu akan waktu yang selalu aku ingin di hari ini. tidak, dia tidak tahu sama sekali. aku tidak suka dikejar, aku tidak suka diteriaki.
apa bisa aku mengeluarkan ini semua. tidak akan. aku cuma bisa memendam dan diam. seperti tadi yang ingin meledak. aku pergi ke toilet dan berkaca, mukaku muram, jelek sekali rupanya. apa yang bisa aku lakukan di sini? otakku tidak cocok disini. aku senang kesantaian, ketika keruwetan datang, kenapa tidak bisa santai hey?
sekarang aku rubuh, perutku lapar, tapi aku enggan untuk keluar. memesan saja aku malas. aku ingin menikmati kesendirianku tanpa rutinitas yang memekakkan telingaku, ribut sekali.
dimana teman tink-tank? mengapa aku selalu berada di posisi ini, tidak dulu tidak sekarang. putri, tersenyumlah jauh disana, buat dirimu senang. kabari aku jika begitu, aku juga akan senang. aku tidak bilang sekarang, itu tidak akan senang buatmu buatku. aku sudah merepotkan diriku sendiri, maaf, aku tidak bisa membawamu untuk begitu. aku ingin kamu tersenyum entah dengan siapa, entah dimana, kabari aku jika begitu. buatlah neraca bagiku. aku hanya ingin senang bersamamu dalam hariku yang selalu begini. maafkan itu, putri. aku tidak tahu lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar