hari ini, hari sial yang sudah kudapati dari pagi. susah dimengerti dan akhirnya semua telah terjadi, begitu cepat tapi membuat suntuk dan sunyi. aku menyendiri sekarang ini. malas untuk keluar kamar. kesialan apalagi setelah mood jelek putri, keterlambatanku di kelas itu serta uang yang ludes dan komputer yang urung untuk menyala ketika aku benar-benar membutuhkannya.
apa yang membuat manusia menjadi suntuk jika bukan dirinya sendiri? merasukinya dan membiarkannya membibit dan menernaknya. entah apa lagi yang bisa aku lesankan disini. menjadi orang yang tidak berguna dan tidak dibutuhkan, menjadi orang yang selalu ditinggalkan.
putri, lupa kamu sepertinya untuk bercerita? bercerita apapun yang memuakkan atau menyenangkan. ternyata memang benar, posisiku tidak bisa menjadi mereka-mereka yang pernah hadir di hidupmu. posisi statis yang enggan terlaju. mengapa tidak kamu ucapkan saja sebuah kata untuk memutuskan ikatan kita, karena aku benci begini. satu hal yang aku ketahui, kamu terlalu menyukai lelaki dengan intelektual yang tinggi sehingga aku bisa menjabarkan satu-satu siapa yang ada di benakmu dengan seksama. anggap saja itu tiada, dan aku akan menyimpannya sebagai arsip, tidak akan pernah aku ucapkan, bahkan aku keluarkan barang inisialnya sekalipun.
sayangnya, aku tidak pintar. dan aku terus menatapmu sebagai anak kecil yang periang, yang selalu beranggapan bahwa cinta itu biasa saja. dan kau pun tidak menjadi lebih baik berada disampingku. kamu tidak berubah sayang. kamu masih tetap anak kecil. itu anggapanmu, dan akan terus begitu jika kamu tidak membuka mata, masih banyak yang bisa dilakukan oleh anak seusia kita di masa seperti ini selain hanya bermuram-muram tidak berguna.
memang, aku sial hari ini. dan aku tidak berguna sama sekali untukmu dan duniaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar