untuk rasa kantuk yang terus menggelayuti kantung mata, untuk rasa lelah yang mengerak di dalam tubuh, sayang aku tidak lagi menulis. aku benci ini. aku tidak bisa menuliskannya lagi di setiap hari. bukan tanpa maksud aku ingin menulis di setiap hari. aku masih ingat kata-kata alumni, "menulis sudah kita kuasai sejak kecil, tapi sekarang, bagaimana menulis yang baik dan benar". aku ingin menjadi penulis handal, cuma itu, tidak banyak. aku terlalu sombong sepertinya.
ketika aku ingin mengasahnya, mendadak aku menjadi tumpul, aku menjadi iri kepada orang lain. aku tidak lagi membaca. hariku terlalu singkat. hariku selalu saja ada masalah yang ingin sekali aku tinggali. dan semua ceritaku adalah tentang putri, entah kenapa begitu. entah kenapa dirimu terlalu 'ada' dalam diriku. dulu aku tidak begitu, dan terima kasih sayang, kamu telah membuatnya seperti itu.
untuk sekali ini. untuk beberapa waktu yang telah habis kubuang bersamamu. putri, bisakah aku menulis lagi? aku ingin begitu. dan buku-buku di kamarku sudah berdebu. aku malu. benar aku malu tidak membaca buku walau selembar. dan malam ini, kuhabiskan dengan berdiskusi, berdiskusi dengan diri sendiri. terlalu jemu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar