Senin, 21 Juni 2010

Di sebuah dunia yang kubenci, di sebuah atap genting yang dingin kutemukan sebuah bayangan diriku, menjulang lima belas tahun yang lalu. Ingin aku memejamkan mata untuk sekejap saja. Keluar dari semua urusan, urusan dunia yang membara meminta untuk diceritakan. Aku ingin melayang sunyi, bersembunyi bersama angin dan debu yang jalan beriring. Aku ingin itu hadir di masaku, mendatangkan masa lalu yang bisa dengan mudah aku tinggal. Tapi sayang, itu tidak hilang, tidak lekang oleh waktu. Dan waktu-waktu mulai berbisik, akankah kamu tetap begitu, merindu sebuah masa yang sudah tiada berada? Aku merasa kaku, aku tidak bisa pergi. Aku merindu sesuatu yang hadir satu kali. Dan waktu itu menjelma menjadi dunia, tempatku berada dan tiada henti aku sisipkan kata-kata di tengahnya.

Sampai aku harus duduk dan termenung disini, bersama musik, bersama puisi-puisi yang tak kunjung indah di telingaku walau banyak sekali maknanya. Ingin termangu atau terduduk lesu, aku memiliki sebuah waktu, untuk umurku yang meningkat naik. Kata ibu, “sekarang kamu sudah tua ya”. memang aku bertambah tua, dan itu membuatku menangis. Ternyata, aku sudah beranjak dewasa, aku seperti merindu masa kecilku. Aku marah tiada henti. Aku bagaikan ombak yang terus menyerang pesisir. Ibu, aku ingin kembali ke masa itu. Sayangnya, itu sebuah hal yang mustahil dimana mimpi-mimpi dan perangaiku mulai berubah perlahan-lahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar