Sabtu, 02 Oktober 2010

selamat datang dan selamat tinggal. kemana kamu akan pergi? aku sudah tahu arahnya, hanya saja aku malu menanyakannya. aku sudah tahu nasib dan segala muka dunia di hari esok, atas dirimu, untuk diriku kepadamu.

cuma sedikit saja mungkin waktu yang tersisa. waktu yang begitu lembut dan membuat diriku terlena. sekarang aku kembali pengecut. mukaku bakal semakin kecut, kemudian aku pergi ke luar, menghabiskan waktu, tak ingin melihat apa yang mungkin disakiti oleh perasaanku.

aku tidak punya perasaan. bahagia hanya untuk sementara. ini bumi, aku sadar. katanya, kebahagiaan ini tidak abadi selain di sorga. aku pun tak mampu bilang akan mencapai sana, tidak dengan dokar, andong, becak, bahkan pesawat jet sekalipun. aku tidak akan mencapai sana.

akan kuseka namamu, kemudian aku berdiri, melewati tanah-tanah becek di musim hujan. mungkin aku melukis sebuah kemustahilan, akan kucapkan beberapa warna tinta di atas airnya. aku tarik menjadi sebuah lukisan. seperti waktu kemarin aku menangis, aku tidak melihat apa-apa selain aku dan kamu. dan telah kuseka namamu di dalam airmata yang menempel di kausmu. seperti melukis di atas air, kesabaran yang tak pernah ada akhir. seperti angin dingin, mungkin ada suatu waktu lagi, aku memakaikan jaketmu ke badanmu yang menggigil. dan ada suatu waktu, aku cuma tak ingin pusing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar