Jumat, 18 Februari 2011

akhir pekan yang sendu. "ah aku ingin ke pantai", cetusku. "yuk, kita main air sekalian berenang", katanya. tak pakai lama ku kepaki baju dan celana. satu lagi, kacamata hitam biar aman dari sinar matahari.

selama beberapa jam, kita habiskan waktu di jalan. "walah, lelahnya, pantatku kebakar", gerutuku sambil memegang bokong yang terasa panas. "iya, tapi kita di pantai", serunya sambil merentangkan tangan. "pantaaiiiiiiii", kata kita berdua sambil bergandengan tangan menuju pesisir dengan tas masih dipunggung.

"habis ini kamu nulis ya, nulis batin yang gerah selama di kota sana", katanya. dengan menaikkan alis, jawabanku ragu, "ehmm, entah, liat nanti saja". "ah kamu", cemberutnya.

"iya, aku nanti nulis", kataku mengiyakan. "tapi inget ya, nanti cukup kamu baca, dan jangan balikin lagi ke aku pas disana, karena setelah aku nulis semuanya, aku hidup. kalo kamu bahas lagi, aku mungkin sedang sekarat, untuk hidupku dalam tulisan itu oke", bahasku serius.

"oookeeeeeeyyyyy", teriaknya sambil memelukku di pinggir pantai itu. batinku, "ah aku sayang kamu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar