Sabtu, 27 Maret 2010

catatan : roman picisan

saat ini, sudah kesekian kalinya aku bermain dengan kata. kata, apakah kamu bosan untuk dikulik oleh orang macam begini? aku tetap saja tidak berubah, menjadikan kata sebagai bentuk roman kepada putri. karena aku tidak tahu ingin mencintainya seperti apa. karena putri, selalu punya apa yang menjadi kesenangannya di tempat lain. bukan denganku.

tertawalah. bahasakan semua semaumu. gesturkan gerak di haru biru, kenakan gelak itu di harimu. aku akan senang dengan itu, dengan ribuan pandangan dalam dunia, yang sama sekali tidak kita mengerti. aku selalu melihatmu, daridulu, sebelum kita bermesraan macam ini. aku berjalan melihat bulan dengan seru, melihat parasmu, dibalik bayangan itu.

bukankah kita tidak pernah berjanji untuk saling memiliki? biarkan waktu yang berjalan bersamanya dan kita hanya bisa menunggu, kita hanya bisa menyerahkan itu kepada detik, menit, jam, hari, serta minggu. kamu punya duniamu, memang kamu masih muda, banyak sekali pintanya.

kenapa aku terbawa hati emosi, memainkan kata untuk cinta, sebuah rasa yang bosan untuk kau dengarkan sayang. maaf, aku lupa diri. aku telah jauh dibawa mimpi. aku terlalu mudah untuk diboncengi. aku ingin memiliki bukan malah dibudaki olehnya. membikin suatu rasa itu tidak mudah. kenapa saatnya dia datang, kamu malah bosan. aku takut kamu anggap ini adalah mainan. jika kamu sudah bosan mendengarkan cecintaan dari kataku, maka aku terima, akan kubuat roman lainnya, roman yang sarkastik bukan untuk dibaca melainkan untuk dimaknai pengertiannya biar kita saling memahami, dan aku semakin mengerti dirimu walau itu dari sisiku sendiri. aku ingin lembut, jangan buat aku jadi kasar, karena aku pernah begitu dan itu menyakitkan bagi siapa saja yang pernah ada disampingku.

ini bukan cinta mati, tapi ini dari dalam hati, ini bukan cinta monyet. ini bukan kacangan. apakah ini terlihat mudah? efek rumah kaca pun berkata "jatuh cinta itu biasa saja", apa benar dia itu? sok tahu mungkin. cuma bisa berujar untuk mendoktrin dengan kata-kata manis, dengan kata seakan-akan itu benar. aku tidak peduli. aku cinta putri. aku sayang dia bagai malam merindukan bulan, bagai sore merindukan hujan. roman picisan.


roman picisan, jika memang dirimu mengganggu, biarkan kamu pergi dari bahasaku sehari-hari. biarkan aku menjadi temanmu dalam sepi. untuk putri, yang selalu menjadi inspirasi. entah kenapa aku begini. aku sudah gila barangkali.

2 komentar:

  1. astaghfirullah ..... subhanallah...
    do you really love putri ?

    BalasHapus
  2. siapa ini? kenapa harus aku menjawab sebuah pertanyaan dari suatu makhluk yang tidak terlihat identitasnya?

    BalasHapus