Sabtu, 10 April 2010

catatan: kabaret

aku menonton kabaret. seru sekali. aku duduk renggang antara orang-orang. aku bisa melihat kerumunan orang yang memadati tempat duduk yang ada di bawahku. seperti teater atau bioskop. tujuanku pergi kesini adalah untuk berfoto-foto, mempekerjakan kamera baruku. tapi, suasana sedang tidak mendukung malam ini. banyak sekali wartawan foto, itulah yang membuatku urung untuk berdiri dan beranjak pergi, memutarkan zoom dan fokus lalu "pret", mengambil gambar.

ternyata kabaret yang disuguhkan begitu menghibur. kekonyolan datang, bahasa loma dengan biasa dilontarkan meski di lokasi ini juga datang petinggi kebudayaan, entah darimana, yang aku tahu dia adalah seorang wanita, memakai kebaya dan kerudung biru.

di dalam kabaret dikisahkan cerita mengenai lutung kasarung. banyak sekali tokoh-tokoh baru yang kudengar namanya. purbasari, purbalaras, purbamanik, purbadewata, dll. kabaret ini diiringi perkusi dan alat musik sebagai pengantar masuk keluarnya pemeran, digenderangkan apabila pemeran jejingkrakan. sangat musikal, sesekali mik dengan panjang digenggam oleh sang pemeran. ini begitu natural, seperti sebuah lawakan, dialog pun mengalun dengan ritme penonton. sangat mengocok perut. pemeran tidak monolog atau dialog, namun mereka bisa trialog. trialog dengan penonton.

aku lihat disebelahku ada seorang bapak sedang terpingkal-pingkal melihat pemeran memainkan aksinya. aku cuma senyum-senyum, tidak bisa terpingkal, entah mengapa seperti itu. sejenak, aku ingin merasakan menjadi seorang seniman di atas panggung, bukan hanya lewat tulisan. tapi aku punya putri yang gemar dengan seni panggung, aku selalu terpingkal oleh aksinya. dia selalu cemberut apabila aku ingin melihatnya saja. dia berkata, "emang aku badut apa diliat-liat". ucapan singkat itu juga sudah membuatku tertawa. hahahaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar