sabtu tidak ada yang jelas kecuali hanya hiburan semata. aku pergi dari desa menuju kota untuk sekedar relaksasi yang biasa. pergi ke monumen dengan membawa diri dan kamera, melihat kerumunan gadis-gadis yang memiliki banyak uang tampaknya. mereka keluar masuk dari kios baju satu ke kios baju yang lainnya. pusing aku melihatnya. mereka sibuk. semua orang di acara ini sibuk mengenyangkan nafsu mereka sendiri.
aku tidak ada yang menemani. ingin kepada siapa aku berbagi tawa dan membicarakan orang lain? aku lalu membakar rokokku, berjalan berputar-putar dan terdiam saat caliban angkat suara dalam panggung penuh aura kehitaman. jelas saja, anak metal juga berkeliaran disini.
ada lingga, tapi dia mesti liputan. dia menstruasi hari pertama, tapi tetap badannya dipekerjakan. kerelaan dunia pekerjaan. sabtu yang aneh. aku ingin pergi mencari kebahagiaan, malah kesepian yang datang di tengah keramaian. kemana semua pergi? apakah mereka ingat diriku? memang siapa aku ini, berharap terlalu tinggi kepada semua orang yang ku kenal.
dan sabtu yang biasanya terbuai dalam kasmaran dua insan manusia, berlalu begitu saja. hanya ada kabaret di dago tea house yang mengocok perut. aku sangat menikmati sabtu ini meski biasa. setidaknya aku bisa melihat dunia luar, aku pergi jalan-jalan. jika kepenatan yang dimiliki seseorang sudah pada mencapai puncaknya, aku takut penat itu akan menghipnotis alam sadar untuk berbuat yang tidak wajar, entah itu apa. aku ketakutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar