tugas yang tak terselesaikan. apakah itu menjadi sebuah beban? apabila aku harus mengulang, baiklah, setidaknya aku sudah belajar disini. karena Tuhan yang maha segalanya juga memiliki tugas-tugas tak terselesaikan. aku cuma manusia biasa. aku sudah berada dalam ukuran normal manusia di muka bumi ini. untuk doa-doa yang dihaturkan, untuk semua pengharapan menjadi yang terbaik, sebaiknya dikeluarkan untuk hal yang lebih dan pantas untuk kemaslahatan nanti.
untuk ruang diskusi yang tak pernah tertuang, cuma saran yang menjadi amunisi, ternyata diumpat di belakang punggung dengan manisnya. miris sekali melihat itu. sampai-sampai kedendaman yang berjalan sudah berada di gigir emosi. aku adalah mosher untuk panggung yang menyajikan suatu musik yang kelam. bermain kelicikan adalah bakatku. tubruk-tubrukan telah menjadi kesukaanku.
ketika kata tak terucap, ada hati yang membentak. dan kesialanku adalah menjadi orang yang diam, menjadi orang yang dipersalahkan. untuk rasa kemanusiaan yang selama ini aku banggakan, aku telah menjadi orang yang satire, bukan kepada yang lain, cukup kepada mereka. cuma mereka yang membuatku geram. terima kasih, karena itu masih tertahan. itu masih ada disini, di sebuah ruangan yang tidak aku bagikan. karena pengalaman telah menjadi guru, masihkah aku harus bermunafik sekali lagi? tidak. aku hanya ingin meredam, dan jika itu gagal, biarlah aku tidak mengurusinya, biarlah mereka yang pusing dan tenggelam dimakan kepanikannya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar